Mahasiswa Biotechnology dan Food Technology BINUS Raih Medali Perak di National Youth Invention and Innovation Awards untuk Proyek Deterjen Serbaguna Eco Enzyme Berbasis Limbah
Tim mahasiswa Universitas Bina Nusantara (BINUS) berhasil meraih medali perak dalam kategori Environmental Engineering tingkat universitas pada ajang National Youth Invention and Innovation Awards dengan proyek berjudul “Dari Limbah Menjadi Solusi: Mengungkap Potensi Sabun Eco Enzyme dalam Manajemen Sampah Berkelanjutan”. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) bekerja sama dengan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Tim mahasiswa yang mengikuti kompetisi merupakan kolaborasi dari dua jurusan di Faculty of Engineering, yaitu Biotechnology dan Food Technology, yang melibatkan mahasiswa Joan Cindana dan Delvinna Beatrice Widjaja (Bioteknologi, Binusian 2027) serta Vandira Putri Qirana (Teknologi Pangan, Binusian 2024) dengan dosen pembimbing yaitu Dr. Dwiyantari Widyaningrum. Kolaborasi lintas disiplin ini memberikan pendekatan yang unik dan komprehensif dalam pemanfaatan limbah organic, yaitu limbah makanan, untuk menciptakan produk berbasis eco-enzyme yang inovatif dan ramah lingkungan untuk mendukung praktik manajemen sampah berkelanjutan di lingkungan BINUS.
Pada penelitian ini, tim mahasiswa menggali potensi eco-enzyme yang dikembangkan menjadi deterjen serbaguna basis surfaktan Methyl Ester Sulfonate (MES), yaitu surfaktan berbasis nabati dan natural. Eco-enzyme dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas antibakteri yang mana pengembangan produk menggunakan tiga konsentrasi eco-enzyme: 10%, 20%, dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa deterjen dengan konsentrasi eco-enzyme 30% memiliki kemampuan antibakteri pada Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Escherichia coli. Produk akhir deterjen cair ini memiliki warna kuning kecokelatan dan aroma sereh yang menyegarkan sehingga meningkatkan nilai sensori dan daya tarik produk sebagai alternatif deterjen komersial yang lebih ramah lingkungan. Deterjen serbaguna ini bisa dimanfaatkan sebagai sabun cuci piring dan cuci tangan.
Tim mahasiswa dan jurusan (Biotechnology dan Food Technology) berharap bahwa penelitian ini dapat diimplementasikan di berbagai komunitas dan organisasi yang ingin mempraktikkan pengelolaan limbah organic berkelanjutan dengan memperluas penggunaan eco-enzyme serta mengurangi ketergantungan pada produk berbahan kimia komersial yang kurang ramah lingkungan.
Selamat kepada Joan, Delvinna, dan Vandira atas pencapaian yang luar biasa.
Catatan:
Artikel ini ditulis dengan bantuan teknologi AI untuk menghasilkan konten yang lebih terstruktur.