Dalam upaya menciptakan keberlanjutan lingkungan dan ekonomi hijau dengan mengembangkan produk ramah lingkungan, Program Studi Bioteknologi dan Program Studi Fashion di BINUS University melakukan kolaborasi dalam penelitian transformasi limbah organik menjadi material berkelanjutan. Dalam penelitian, limbah pangan yaitu kulit buah dimanfaatkan untuk menghasilkan vegan leather yaitu material seperti kulit hewan yang berasal dari bahan baku nabati. Inovasi ini tidak hanya sebagai inisiatif untuk mengurangi limbah tetapi juga menawarkan material yang lebih ramah lingkungan bagi industri fashion, yang semakin berkembang ke arah keberlanjutan.

Bentuk kolaborasi juga dilaksanakan dalam Sharing session yang dilakukan oleh Dr. Dwiyantari Widyaningrum, Ketua Jurusan Bioteknologi kepada mahasiswa Program Fashion dalam perkuliahan Sustainable Fashion. Dalam sesi ini, Ibu Tari menjelaskan bagaimana bioteknologi dapat mendukung pengembangan material fashion yang lebih berkelanjutan. Mahasiswa diperkenalkan dengan beberapa teknologi untuk pengembangan vegan leather berbasis mikroba dan limbah-limbah organik. Selain itu, mahasiswa juga diperlihatkan dengan material vegan leather yang sedang dalam proses pengembangan. Pada akhir sesi sharing session dilakukan sesi diskusi yang mana mahasiswa bisa mengeksplorasi cara dan teknik pengembangan vegan leather dari bahan-bahan organik berbasis nabati. Beberapa mahasiswa juga membawa sampel dan berdiskusi terkait dengan pengembangan material ramah lingkungan yang sedang dikembangkan dalam rangkaian proyek penelitian.

Vegan leather merupakan material tekstil, menyerupai kulit hewan, yang terbuat dari bahan organik berbasis nabati. Pengembangan vegan leather tidak bisa dipisahkan dari pemanfaatan aplikasi bioteknologi antara teknologi fermentasi atau rekayasa proses untuk menghasilkan produk vegan leather yang menyerupai kulit hewan. Vegan leather dapat diproduksi dengan menggunakan serat tumbuhan seperti serat nanas, serat apel, ataupun serat pisang [1]. Selain itu, vegan leather juga bisa memanfaatkan mikroorganisme dalam proses produksinya. Komagataeibacter xylinus merupakan bakteri yang dapat memproduksi selulosa melalui proses fermentasi yang mana dapat ditemukan pada SCOBY ataupun produksi nata de coco. Pemanfaatan Komagateibacter xylinus bisa menjadi teknik memproduksi selulosa yang kemudian dimanfaatkan sebagai material tekstil [2].

Saat ini, beberapa produk vegan leather sudah diproduksi secara komersial dengan memanfaatkan serat tumbuhan ataupun mikroorganisme. Beberapa industri vegan leather antara lain Pinatex, menghasilkan vegan leather dari serat nanas; Banofi yaitu vegan leather berbasis pisang; dan juga Mylo yaitu vegan leather yang berasal dari miselium jamur. Di Indonesia terdapat beberapa startup pengembangan material antara lain Bell Living Lab dan Mycotech. Kedua start-up ini memanfaatkan mikroorganisme dalam pengembangan vegan leather.

Kolaborasi antara Program Studi Bioteknologi dan Fashion di BINUS University menegaskan komitmen universitas dalam menciptakan lingkungan akademik yang mendorong inovasi, terutama yang berkontribusi pada tujuan keberlanjutan global. Kolaborasi ini menggambarkan bahwa bioteknologi adalah bidang ilmu yang sangat multidisiplin, ditunjukkan melalui aplikasinya yang luas di berbagai sektor industri. Selain itu, dengan pendekatan multidisiplin, Prodi Bioteknologi BINUS berharap dapat menginspirasi mahasiswa dari berbagai bidang untuk saling bekerja sama dalam menghadirkan solusi yang menjawab tantangan masa kini, seperti krisis lingkungan, dengan pendekatan teknologi dan kreativitas.

 

Referensi:
[1] Thanawan, S., & Amornsakchai, T. (2023). Development of green leather alternative from natural rubber and pineapple leaf fiber. Sustainability, 15(21), 15400. https://doi.org/10.3390/su152115400

[2] Silva Junior, C. J. G., de Amorim, J. D. P., de Medeiros, A. D. M., de Holanda Cavalcanti, A. K. L., do Nascimento, H. A., Henrique, M. A., Maranhão, L. J. C. N., Vinhas, G. M., de Oliveira Souto Silva, K. K., de Santana Costa, A. F., & Sarubbo, L. A. (2022). Design of a naturally dyed and waterproof biotechnological leather from reconstituted cellulose. Journal of Functional Biomaterials, 13(2), 49. https://doi.org/10.3390/jfb13020049

 

Catatan:
Artikel ini ditulis dengan bantuan teknologi AI untuk menghasilkan konten yang lebih terstruktur.