BMKG Sebut Wilayah Ini Berpotensi Hujan Lebat pada 25-26 April 2025

Sumber : https://images.app.goo.gl/ZQPwasVdzgGChwwMA

Air hujan adalah sumber daya yang melimpah dan dapat di manfaatkan sebagai air minum untuk mengantikan sumber air biasa. Banyak daerah yang masih memiliki daerah sumber air yang terkontaminasi yang tidak dapat di konsumsi secara langsung. Namun, jika daerah yang terkontaminasi tersebut memiliki curah hujan yang tinggi, air hujan dapat dimurnikan sehingga layak untuk dikonsumsi. Salah satu cara melakukan pemurnian air hujan adalah melalui proses kimiawi, tetapi tentunya cara itu dapat mencemari lingkungan. Cara yang dapat dilakukan secara ramah lingkungan adalah dengan memanfaatkan mikroba atau biofiltrasi, yaitu proses menguraikan kontaminan organik dan anorganik. Dalam sistem ini, mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa tumbuh pada media filter dan membentuk lapisan biofilm. Air yang mengalir melalui media ini akan bersentuhan dengan biofilm, memungkinkan mikroorganisme mengurai polutan menjadi senyawa yang lebih aman untuk dikonsumsi.

Ini adalah bak Biofiltrasi, dimana proses removal polutan amonium, detergent, mangan dan lainnya dengan menggunakan mikroorganisme alami terjadi. di bak ini, air terus menerus dialirkan guna menghidupi mikroorganisme di dalamnya. Pada bak ini dipasang semacam teralis penutup, guna menahan busa yang kadang sangat banyak, supaya tidak melimpah. Foto: Arum Sato

Biofiltrasi Air Sungai.

Sumber : https://www.palyja.co.id/english/bersama-demi-air/di-jakarta-air-sungai-menjadi-air-minum-berkat-teknologi-biofiltrasi-2/

Tahapan Pemurnian Air Hujan dengan Biofiltrasi

  1. Penangkapan Air Hujan: Menggunakan atap dan talang untuk mengarahkan air hujan ke tangki penampungan
  2. Penyaringan Awal: Menghilangkan partikel besar seperti daun dan kotoran melalui saringan kasar
  3. Pengendapan: Membiarkan air diam agar partikel halus mengendap di dasar wadah
  4. Biofiltrasi: Air dialirkan melalui media filter yang ditumbuhi mikroorganisme, yang akan menguraikan kontaminan organik dan anorganik
  5. Disinfeksi: Menggunakan metode seperti sinar ultraviolet (UV) untuk membunuh mikroorganisme patogen yang tersisa

Keunggulan utama biofiltrasi adalah sifatnya yang ramah lingkungan, karena menggunakan proses biologis alami tanpa melibatkan bahan kimia berbahaya. Hal ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran sekunder, tetapi juga mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan. Biofiltrasi juga sangat efisien dalam menghilangkan berbagai jenis kontaminan, mulai dari bahan organik, senyawa nitrogen seperti amonia dan nitrat, hingga mikroorganisme patogen. Mikroba yang digunakan dalam sistem ini mampu membentuk komunitas stabil yang dapat bertahan lama dan beregenerasi secara mandiri, sehingga sistem tidak memerlukan penggantian rutin. Selain itu, biaya operasional biofiltrasi relatif rendah. Setelah sistem berjalan dengan baik, pemeliharaan yang dibutuhkan minimal dan tidak memerlukan energi tinggi atau bahan tambahan.

Ini adalah bak Biofiltrasi, dimana proses removal polutan amonium, detergent, mangan dan lainnya dengan menggunakan mikroorganisme alami terjadi. di bak ini, air terus menerus dialirkan guna menghidupi mikroorganisme di dalamnya. Pada bak ini dipasang semacam teralis penutup, guna menahan busa yang kadang sangat banyak, supaya tidak melimpah. Foto: Arum Sato

Referensi:

https://ftmm.unair.ac.id/biofilter-sebagai-upaya-rehabilitasi-kualitas-air/#:~:text=FTMM%20NEWS%20–%20Biofilter%20berbasis%20ekosistem,berkelanjutan%20(Bappenas%2C%202022).