Pada 28-29 Agustus 2024, Program Studi Bioteknologi Universitas Bina Nusantara (BINUS) berpartisipasi dalam BINUS Indo-Pacific Forum, sebuah acara internasional yang menghubungkan akademisi, industri, dan pemerintah dari kawasan Indo-Pasifik. Forum ini bertujuan untuk membahas tantangan global dan menemukan solusi berkelanjutan. Salah satu sorotan dari acara ini adalah inovasi produk ramah lingkungan yang dikembangkan oleh mahasiswa dan dosen Prodi Bioteknologi BINUS.

Dalam forum ini, Prodi Bioteknologi BINUS, yang diwakili oleh Dr. Dwiyantari Widyaningrum, memamerkan berbagai produk inovatif seperti sabun natural, deterjen cair pencuci piring, dan hand sanitizer. Produk-produk ini menggunakan eco-enzyme sebagai bahan aktif utamanya.

Apa itu eco-enzyme?

Eco-enzyme adalah hasil fermentasi alami dari limbah organik seperti kulit buah, gula, dan air, yang diproduksi oleh tim Building Management BINUS Alam Sutera.  Eco-enzyme berperan sebagai pembersih yang ramah lingkungan dengan sifat antibakteri, serta dapat mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis dalam produk rumah tangga. Dengan demikian, inovasi ini tidak hanya mengurangi limbah organik tetapi juga menawarkan solusi yang lebih sehat bagi konsumen dan lingkungan. Produk eco-enzyme yang dikembangkan telah melalui uji laboratorium untuk memastikan efektivitasnya. Dalam pengujian yang dilakukan oleh tim mahasiswa dan dosen, sabun dan deterjen cair eco-enzyme ini terbukti mampu menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hal ini menjadikan produk ramah lingkungan ini tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga aman dan efektif digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain inovasi eco-enzyme, Dr. Dwiyantari juga memperkenalkan penelitian tentang enkapsulasi fikosianin, pigmen alami berwarna biru yang diekstrak dari mikroalga. Fikosianin memiliki berbagai manfaat kesehatan, termasuk sebagai antioksidan dan antiinflamasi, namun ia cenderung tidak stabil terhadap suhu tinggi dan cahaya. Melalui proses enkapsulasi, fikosianin dapat distabilkan, sehingga potensinya dapat dimanfaatkan lebih luas dalam industri makanan, farmasi, dan kosmetik.

Selain memamerkan inovasi produk ramah lingkungan, Dr. Dwiyantari juga menjadi moderator dalam diskusi panel bertema “Social Responsibility and Higher Education Role”. Diskusi ini menyoroti pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung tanggung jawab sosial dan pemberdayaan masyarakat, serta bagaimana institusi pendidikan tinggi dapat berkontribusi dalam mewujudkan solusi keberlanjutan.

Kehadiran Program Studi Bioteknologi BINUS dalam BINUS Indo-Pacific Forum membuka peluang kolaborasi yang lebih luas dengan berbagai industri dan institusi, baik di dalam maupun luar negeri. Partisipasi ini menjadi langkah penting dalam mengembangkan solusi inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan memperkuat dampak sosial perguruan tinggi. Dengan inovasi berbasis sains seperti eco-enzyme dan enkapsulasi fikosianin, BINUS berkomitmen untuk terus menjadi pionir dalam inovasi berkelanjutan.