Sabun natural: Produk bioteknologi Binus berbasis bahan alam yang bernilai komersil
Sabun natural merupakan produk bioteknologi yang semakin diminati, sabun natural menawarkan solusi kebersihan yang ramah lingkungan dan aman bagi kulit. Berbeda dari sabun konvensional, sabun natural dibuat dari bahan-bahan alami seperti lemak nabati, ekstrak tumbuhan, dan essential oil. Lemak nabati yang digunakan antara lain minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak canola, dan minyak biji bunga matahari. Proses pembuatan sabun natural tanpa menggunakan bahan kimia sintetis seperti SLS dan paraben.
Proses pembuatan sabun natural melibatkan proses saponifikasi yaitu melibatkan reaksi antara lemak atau minyak (asam lemak) dengan basa, biasanya natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH), untuk menghasilkan garam asam lemak, yang kita kenal sebagai sabun, dan gliserol. Dalam saponifikasi, lemak atau minyak yang digunakan, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, atau lemak hewan, mengandung trigliserida. Trigliserida ini terdiri dari molekul gliserol yang terikat dengan tiga asam lemak. Ketika trigliserida bereaksi dengan basa, ikatan antara gliserol dan asam lemak terputus. Hasilnya adalah pembentukan garam asam lemak (sabun) dan gliserol (juga dikenal sebagai gliserin), yang merupakan produk samping yang berguna karena sifat pelembapnya.
Proses saponifikasi dapat diatur untuk menghasilkan berbagai jenis sabun, tergantung pada jenis minyak atau lemak yang digunakan dan konsentrasi basa. Proporsi yang tepat dari minyak dan basa penting untuk memastikan bahwa seluruh lemak bereaksi dan tidak ada basa yang tersisa di produk akhir. Sabun yang dihasilkan melalui saponifikasi memiliki sifat pembersih yang efektif karena kemampuannya mengemulsikan minyak dan kotoran, memudahkan mereka untuk dibilas dengan air.
Sabun natural menawarkan berbagai manfaat. Selain ramah lingkungan, sabun ini juga baik untuk kesehatan kulit. Kandungan alami seperti minyak esensial dan ekstrak tumbuhan memberikan nutrisi dan hidrasi, sekaligus memiliki sifat anti-bakteri dan anti-jamur. Penggunaan sabun natural juga membantu mengurangi risiko iritasi dan alergi kulit, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif.
Penggunaan sabun natural dalam industri kecantikan dan perawatan pribadi mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesehatan kulit sekaligus menjadi contoh inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dengan keunggulan tersebut sabun natural berpotensi menjadi pilihan utama dalam rutinitas kebersihan sehari-hari.
Sabun natural dengan penambahan bahan alam seperti daun kelor dan biomassa kering Spirulina sp. merupakan salah satu contoh produk inovasi yang dikembangkan oleh Prodi Bioteknologi, BINUS University. Produksi sabun natural menggunakan teknik cold process berbasis saponifikasi. Bahan-bahan yang digunakan antara lain minyak kelapa (hard oil), minyak zaitun (soft oil), essential oil sebagai pewangi, dan bahan aktif seperti Spirulina sp. dan daun kelor. Kedua bahan alam tersebut kaya akan antioksidan yang bermanfaat untuk membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas dan mencegah penuaan dini. Berikut dokumentasi pembuatan sabun natural oleh Prodi Bioteknologi BINUS University:
Program studi Bioteknologi secara aktif mengadakan workshop terkait pembuatan sabun natural. Temukan produk sabun natural dari prodi Bioteknologi pada pameran dan expo di BINUS University.
Referensi:
Prieto Vidal, N., Adigun, O. A., Pham, T. H., Mumtaz, A., Manful, C., Callahan, G., Stewart, P., Keough, D., & Thomas, R. H. (2018). The Effects of Cold Saponification on the Unsaponified Fatty Acid Composition and Sensory Perception of Commercial Natural Herbal Soaps. Molecules, 23(9), 2356. https://doi.org/10.3390/molecules23092356
Comments :